Sunday, April 26, 2015

CANDI BUBRAH



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Candi Bubrah terletak di dalam Kawasan Wisata Prambanan, yaitu di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Tidak banyak informasi yang didapat mengenai candi yang saat ini tinggal berupa 'batur' (kaki candi) yang telah rusak dan onggokan batu bekas dinding. Nama 'Bubrah' dalam bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Tidak jelas apakah candi ini dinamakan Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan (bubrah) berantakan atau karena memang itulah namanya.
Candi Bubrah berada di areal kompleks wisata Candi Prambanan. Kata bubrah berada dari bahasa Jawa yang berarti hancur /roboh, memang itulah keadaan saat ini dari Candi Bubrah ini. Candi ini kondisinya memang telah tinggal puing-puing. Kurang jelas hingga kapan candi ini direkonstruksi kembali padahal keberaan batu-batu candi di situs ini masih lumayan banyak. Dengan keberadaannya ini benar-benar bubrah membuat candi ini sangat sepi pengunjungnya. Sungguh tidak menarik untuk mengunjungi bagi pengunjung yang telah datang ke Candi Prambanan. Situs ini berada diantara Candi Prambanan dan Candi Sewu. Situs candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke 9 dna merupakan candi-candi Budha yang mengelilingi kompleks Candi Sewu.
Dari titik tolak uraian latar belakang masalah seperti di atas, maka  dalam penulisan karya tulis ini penulis memilih judul “Sejarah Berdirinya Candi Bubrah

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah seperti di atas, maka dalam penulisan karya tulis ini, penulis mengambil beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah singkat berdirinya Candi Bubrah?
2.      Apa arti nama Bubrah?
3.      Bagaimana arsitektur bangunan Candi Bubrah?

4.      Bagaimana relief Candi Bubrah?
5.      Apa fungsi Candi Bubrah?

C.    Tujuan penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis memilih beberapa tujuan penulisan yang hendak di capai yaitu:
1.      Mengetahui sejarah berdirinya Candi Bubrah?
2.      Mengetahui arti nama Candi Bubrah?
3.      Mengetahui arsitektur bangunan Candi Bubrah?
4.      Mengetahui relief Candi Bubrah?
5.      Mengetahui fungsi Candi Bubrah?

D.    Manfaat Penulisan
Setelah penulis merumuskan masalah, penulis dapat mengemukaaan ini tujuan yang hendak di capai dalam penulisan karya tulis ini. Adapun manfaatnya adalah:
1.      Dapat mengetahui sejarah berdirinya Candi Bubrah.
2.      Dapat melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur.
3.      Menambah pengetahuan tentang sejarah zaman dahulu.
4.      Dapat menambah wawasan tentang Candi Bubrah.



E.     Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode penulisan antara lain:
1.      Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan catatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang di teliti secara langsung. Dalam hal ini penulis datang langsung ke lapangan tempatnya di Candi Bubrah.
2.      Metode Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan menggunakan semua bahan yangtertulis yang relevan dengan pembahasan karya tulis. Di dalam hal ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan Candi Bubrah.










BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.  Sejarah Singkat Berdirinya Candi Bubrah
1.      Waktu Didirikan
Sampai sekarang belum pernah ditemukan sumber-sumber tertulis yang menyebutkan bilamana, bagaimana dan berapa lama Candi Bubrah itu di bangun, sehingga secara pasti tidak dapat ditentukan usianya. Beberapa bukti telah ditemukan oleh para ahli untuk menentukan usia dari pada bangunan Candi Bubrah itu. Situs candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke 9 dan merupakan candi-candi Budha yang mengelilingi kompleks Candi Sewu.

2.      Keruntuhan dan Penemuan Kembali
Tidak banyak informasi yang didapat mengenai candi yang saat ini tinggal berupa 'batur' (kaki candi) yang telah rusak dan onggokan batu bekas dinding. Nama 'Bubrah' dalam bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Tidak jelas apakah candi ini dinamakan Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan (bubrah) berantakan atau karena memang itulah namanya.
Candi Bubrah terletak di dalam Kawasan Wisata Prambanan, yaitu di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Candi Bubrah berada di areal kompleks wisata Candi Prambanan. Kata bubrah berada dari bahasa Jawa yang berarti hancur /roboh, memang itulah keadaan saat ini dari Candi Bubrah ini. Candi ini kondisinya memang telah tinggal puing-puing. Kurang jelas hingga kapan candi ini direkonstruksi kembali padahal keberaan batu-batu candi di situs ini masih lumayan banyak. Dengan keberadaannya ini benar-benar bubrah membuat candi ini sangat sepi pengunjungnya. Sungguh tidak menarik untuk mengunjungi bagi pengunjung yang telah datang ke Candi Prambanan. Situs ini berada diantara Candi Prambanan dan Candi Sewu.
Sangat disayangkan bahwa kurangnya pengertian dari para pejabat pemerintah pada waktu itu tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang karena perbuatan tangan manusia.

B.   Arti  Nama  Bubrah
Nama 'Bubrah' dalam bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Tidak jelas apakah candi ini dinamakan Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan (bubrah) berantakan atau karena memang itulah namanya. Kata bubrah berada dari bahasa Jawa yang berarti hancur /roboh, memang itulah keadaan saat ini dari Candi Bubrah ini. Candi ini kondisinya memang telah tinggal puing-puing. Kurang jelas hingga kapan candi ini direkonstruksi kembali padahal keberaan batu-batu candi di situs ini masih lumayan banyak.

C.   Arsitektur Bangunan Candi Bubrah
Di sekitar reruntuhan candi terdapat beberapa arca Budha, namun sunguh disayangkan hampir semuanya kini dalam keadaan tidak utuk lagi, sebab hampir semuanya bagian kepalanya telah menghilang. Dan sepertinya dahulu dicuri oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab. Selain arca sebenarnya komponen bangunan candi masih banyak bisa kita ketemui salah satunya ialah komponen stupa, yasti, makara, jaladwara dan beberapa batu berukir.

Untuk mengunjungi situs ini tentunya harus masuk melalui pintu masuk di kompleks Candi Prambanan dan tentu saja harus membayar tiket masuk yang sudah ditentukan. Namun untuk lebih memudahkan perjalanan anda mengunjungi situs ini. Sepertinya kita harus masuk melalui Candi Sewu, sebab jarahnya lebih dekat daripada dari arah pintu masuk Candi Prambanan.
Ukuran Candi Buddha ini relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang, memanjang arah utara-selatan. Ukuran tepatnya tidak bisa didapatkan karena reruntuhan candi ini dikelilingi pagar terkunci. Tinggi batur (kaki) candi sekitar 2 meter. Sepanjang pelipit atas dihiasi dengan pahatan berpola simetris. Tidak terlihat adanya sisa-sisa relief pada dinding kaki candi. Tangga naik ke selasar di permukaan batur terletak di sebelah timur.   

D.  Harga Tiket Masuk Candi Bubrah
No.
Wisatawan
Harga Tiket (Rp.)
Jam Buka
1.
Domestik
30.000,-
06.00 – 17.00 WIB
2.
Mancanegara
$ 20

Harga tiket untuk masuk ke Candi Bubrah adalah satu paket dengan masuk ke Candi Prambanan, yaitu untuk wisatawan domestik sebesar 30.000,- dan untuk wisatawan mancanegara sebesar $ 20. Meskipun satu kompleks dengan Candi Prambanan, sepertinya Candi Sewu bernasib sama dengan dua candi lain yang berada di kompleks Candi Prambanan yaitu Candi Lumbung dan Candi Bubrah. Ketiga candi tersebut sama-sama sepi pengunjung.

E.   Relief Candi Bubrah
            Candi Bubrah tidak hanya menujukan kehancuran fisiknya saja tetapi juga mempunyai relief yang sangat menarik. Relief cerita yang di pahatkan pada candi itu lengkap dan panjang yang tidak pernah ditemui di tempat lain.
Ukuran Candi Buddha ini relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang, memanjang arah utara-selatan. Ukuran tepatnya tidak bisa didapatkan karena reruntuhan candi ini dikelilingi pagar terkunci. Tinggi batur (kaki) candi sekitar 2 meter. Sepanjang pelipit atas dihiasi dengan pahatan berpola simetris. Tidak terlihat adanya sisa-sisa relief pada dinding kaki candi.

F.  Fungsi Candi Bubrah
Selain sebagai tempat pariwisata, ternyata  fungsi Candi Bubrah hampir sama dengan fungsi candi pada umumnya antara lain:
1.      Tempat menyimpan relik atau di sebut Dhatugarba.
Erlik tersebut antara lain benda suci, pakaian, tulang atau abu dari budha, arwah para biksu yang tersohor atau terkemuka.
2.      Tempat sembayang atau beribadat bagi umat Budha.
3.      Merupakan lambang suci umat Budha, cermin nilai-nilai tetinggi umat.
4.      Budha dan mengadung rasa rendah hati yang di sadari penciptanya sedalam-dalamnya.
5.      Tanda peringatan dan penghormatan kepada sang Budha.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah penulis memahami isi karya tulis ini, maka penulis berkesimpulan sebagai berikut :
1.      Bahwa Candi Bubrah di bangun sekitar abad ke-9. Akan tetapi sampai sekarang belum pasti kebenaranya bilamana, bagaimana dan berapa lama Candi Bubrah itu dibanguan.
2.      Bahwa arti nama bubrah ternyata mempunyai arti dari bahasa Jawa yang berarti hancur /roboh, memang itulah keadaan saat ini dari Candi Bubrah ini.
3.      Bahwa Candi Bubrah didirikan di atas dan sekitar lereng bukit dan berbentu punden berundak
4.      Bahwa relief Candi Bubrah ada 2 macam yaitu relief cerita dan relief hiasan.
5.      Bahwa fungsi Candi Bubrah tidak hanya sebagi tempat pariwisata saja, ternyata fungsinya hampir sama dengan fungsi candi-candi pada ummnya.

B.     Saran
Dengan memahami isi karya tulis ini maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.      Bagi para pengunjung dan masyarakat di sekitar Candi Bubrah sebaiknya menjaga kebersihahan lingkungan di sekitarnya.
2.      Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas bagi pera pengunjung khususnya bagi para pelajar yang mengadakan penelitian.
3.      Masyarakat sebaiknya dapat melestarikan Candi Bubrah agar tatap menjadi candi yang bersejarah.
4.      Sebaiknya masyarakat bisa mempertahankan nilai-nilai sejarah yang ada di dalam Candi Bubrah.



















DAFTAR  PUSTAKA

Anonim. 1983.  Pariwisata  Jawa  Tengah.  Semarang:  Dinas  Pariwisata  Jawa  Tengah.

Dra.  Dwi  Ari  Listiyani,  M.  Pd.  2007.  Pedoman  Penulisan  Karya Tulis. Sukoharjo: SMA  Negeri  2  Sukoharjo.

Soetarno R. Borobudur, Prambanan, Bubrah, Sewu  Selayang  Padang. Solo: Tiga  Serangakai. 

Widya  Dharma  S. 2000. Riwayat  Hidup  Sang  Budha  Gautama. Jakarta: Yayasan Dana  Pendidikan Budhis.

1 comment:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete