Pendahuluan
Sistem
saraf pada manusia,
salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem saraf, mengatur dan
mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan fital untuk
perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unis terkecil dalam sistem saraf
adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Fungsi Sistem Saraf
1. Sebagai penerima informasi dalam
bentuk stimulasi
2. Memproses informasi yang diterima
3. Memberi respon/reaksi terhadap
stimulasi.
Rasa nikmat dan lezat dari setiap
makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya rangsangan pada lidah. Ungkapan
rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh” juga terkait rangsangan pada bagian
tertentu tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan
(stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan
perubahan pada tubuh atau bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang
menerima rangsa ng an tersebut dinamakan indra (reseptor). Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan
dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Di dalam saraf pusat, rangsangan akan
diolah untuk dikirim kembali menuju efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu
sel saraf sehingga terjadi tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yang
menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan
asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsang an semacam ini
akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor). Sedangkan rangsangan yang berasal
dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan
diterima oleh indra yang dinamakan reseptor
dalam (interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita rasakan
karena pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran
sel yang sangat khusus yang disebut sel
saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan
akson (neurit).
Badan sel merupakan bagian sel saraf yang
mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler
dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak
inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki
struktur berkelompok yang disebut badan
Nissl.
Pada badan sel terdapat bagian yang
berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur
yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi
dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian
impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel
juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah
akson atau neurit. Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang
dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang
kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung
mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel
pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut nodus
Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat
jalannya impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya,
neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron sensorik, neuron motorik,
asosiasi dan adjustor.
1. Saraf
sensorik,
berfungsi menghantar impuls (pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medulla spinalis). Ujung akson dari saraf
sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi/penghubung (intermediet).
2. Saraf
motorik,
mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada pada
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang terdapaty di sistem saraf
pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf
asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung
dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf, berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
3. Saraf
asosiasi (penghubung), terdapat pada sistrem saraf pusat yang berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhunungan
dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
asosiasi menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi
lainnya.
4. Saraf
adjustor,
berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di sumsum tulang
belakang dan otak.
Impuls
Sel-sel saraf bekerja secara
kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang
disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial
istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk
arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel
saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah
arus listrik yang timbul akibat adanya rangsang.
Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf
bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel
saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat
saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut
sinapsis.
Ujung neurit bercabang-cabang, dan
ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol
sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut,
dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel. Jika
impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat
penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.
Dengan zat transmiter inilah akan
terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf
yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena
diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin.
Mekanisme Penghantaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer,
sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan
bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan).
Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
Penghantaran Impuls Saraf melalui
Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat
membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut
berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion
tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran
plasma neuron lain. Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan
istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan
cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan
ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium.
Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion
kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme
transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang
dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat.
Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam
membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini
dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera
berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami
polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Nah, kondisi
depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan
arus listrik. Dengan demikian, impuls
saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian
yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak
ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
Macam-Macam Gerak
Sebagai bukti adanya penghantaran
impuls oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut
terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan
biasa, sedangkan gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks.
1.
Gerakan biasa atau gerak sadar
Yaitu gerak yang terjadi melalui
serangkaian alur impuls. Alur impuls tersebut dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik sebagai penghantar impuls, kemudian
dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk diolah. Akhirnya muncul tanggapan yang
akan disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk gerak yang
disadari. Contoh gerakan sadar antara lain: berjalan, olah raga, makan, minum
dan sebagainya.
2.
Gerakan yang tidak disadari atau gerak
refleks
Merupakan suatu reaksi yang bersifat
otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada gerak refleks melalui alur
impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan,
kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang belakang, tanpa diolah oleh pusat
saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motorik menuju ke efektor. Alur
impuls pada gerak refleks disebut lengkung refleks.
Ada
dua macam gerak refleks yaitu:
1. Refleks otak, adalah gerak refleks
yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya
mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah
gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang
belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
Sistem Syaraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan
dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
berikut:
1. Syaraf Pusat Otak
Seluruh aktivitas tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan
mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh
selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges
tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter,
merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah.
Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara
arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan.
Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa
yang melapisi dan melekat pada tulang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian
yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak
nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia dewasa
terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian
depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer)
besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan
bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan,
sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas
dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan
lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar
terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis
(bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis
(bagian belakang kepala).
Otak besar merupakan saraf pusat
yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu
kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya
khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan
dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi),
berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun
mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan
pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain
sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa
sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat
pendengaran.
Otak Tengah (Mesencephalon)
Otak tengah manusia berbentuk kecil
dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti
lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur
pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan
otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Otak Belakang
Otak belakang terletak di bawah
lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaannya
berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan
Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan
(medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang
otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus kiri dan lobus
kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar.
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua
belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka.
Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi
sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung,
tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk,
bersin, dan mata berkedip.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau tali
spinal merupakan tali putih kemilau berbentuk tabung dari dasar otak
menuju ke tulang belakang. Pada irisan melintangnya, tampak ada dua bagian,
yakni bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang berpenampakan
abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang belakang berwarna
putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung mielin.
Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak
berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.
Apabila sumsum tulang belakang
diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu terdapat saluran tengah
yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini
berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua
akar saraf yaitu akar dorsal yang
berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki
fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls
dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke
saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada tulang belakang yakni sebagai
berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum
tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya,
impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral ke efektor untuk direspons.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi merupakan bagian
dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari
system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya terdapat serabut saraf sensorik
(saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf eferen).
Serabut
saraf sensorik adalah
sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls dari reseptor menuju sistem saraf
pusat. Sedangkan serabut saraf motorik berperan
dalam menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot dan
kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan asalnya, sistem saraf
tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang masing-masing
berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan
dorsal otak. Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar
dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai
karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel
saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat. Berdasarkan
cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Sistem Saraf Sadar
Yaitu sistem saraf yang mengatur
segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu:
sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
·
Sistem Saraf Tak Sadar
Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak
sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf
Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut
juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem
saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf
otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ
dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos
sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya,
sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut
pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut
pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf
yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik
berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada
sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut
pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan
parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan
sehingga keduanya bersifat antagonis. Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf
parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung,
memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan
kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung,
mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh
arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)