Sunday, April 26, 2015

BUKIT CINTA DI BANYUBIRU, UNGARAN SEMARANG



A.    Pendahuluan
Ungaran adalah ibu kota Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak tepat di sebelah selatan Kota Semarang. Wilayah perkotaan Ungaran meliputi kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Sebagian wilayah Kota, merupakan daerah padat penduduk yaitu di sekitar sepanjang jalan protokol Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Ahmad Yani.
Saat ini Jalan Ahmad Yani menjadi pusat aktivitas warga Ungaran dan sekitarnya. Di jalan ini terdapat rumah dinas Bupati Semarang yang di depannya terdapat sebuah lapangan yang biasa disebut Alun-alun Mini (Untuk membedakan dengan Alun-alun Ungaran yang terdapat di Jalan Pemuda) yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan umum. Pada hari-hari tertentu, terutama di akhir pekan, tempat ini sangat ramai dan banyak pedagang kaki lima. Selain itu tempat ini juga menjadi pusat perdagangan karena di sepanjang jalan juga terdapat banyak toko dan rumah makan. Jalan ini mendapat julukan jalan "asmara" dikarenakan dahulu sebelum terdapat rumah dinas Bupati Semarang, jalan ini hanya jalan alternatif yang kondisinya masih sepi dan masih terdapat banyak pohon. Pada malam hari kondisi jalan menjadi gelap, dan menjadi tempat favorit para muda-mudi untuk berpacaran. Karena hal tersebut jalan ini lebih terkenal sebagai tempat memadu kasih, dan disebut jalan "asmara".
Ungaran dikenal sebagai Kota Seribu Rumah Makan. Hal ini disebabkan karena Ungaran merupakan jalur utama untuk kendaraan dari Semarang yang akan menuju Solo dan Yogyakarta, sehingga di sepanjang jalan banyak terdapat rumah makan bagi para penumpang kendaraan. Salah satu makanan khas Ungaran adalah sate sapi "Pak Kempleng". Konon semua penjual sate sapi di Ungaran mengaku "keturunan" Pak Kempleng yang memopulerkan sate sapi pada tahun 1960-an sampai 1970-an. Selain itu makanan khas Ungaran lainnya adalah Tahu Bakso yang banyak dijual di toko cenderamata di sepanjang jalan utama.
Kota Ungaran memiliki peninggalan berupa gedung-gedung, misalnya Gedung Kuning dan Benteng Diponegoro. Selain itu di kota ini juga terdapat makam Gatot Soebroto yang terletak di Kelurahan Sidomulyo, Ungaran Timur. Kota ini juga merupakan sentra industri skala besar dan menengah. Di sepanjang jalan utama banyak terdapat pabrik besar seperti Ungaran Sari Garment, Pepsi, Nissin, Batamtex, dan lain-lain.
Di Ungaran juga terdapat batik khas dengan nama motif Kopi Pecah. Terdapat ruang pamer Batik Classic Pramoedya di Jalan M.T. Haryono. Di daerah Ungaran Barat terdapat Kolam Renang Alami yang sudah cukup terkenal di kalangan Ungaraners, yaitu Siwarak.
Tidak jauh dari Ungaran, terdapat sebuah tempat wisata menarik bernama Bandungan. Bandungan terletak di lereng Gunung Ungaran. Saat ini terdapat wahana outbond yang sangat menantang bernama Umbul Sidomukti yang memiliki Flying Fox tertinggi di Indonesia setinggi 70 m. Kabupaten Ungaran adalah kabupaten yang terletak di kawasan Jawa Tengah. Banyak sekali tempat wisata di Ungaran yang menarik dan juga layak untuk dijadikan sebagai tujuan wisata. Ungaran sendiri adalah ibu kota dari kabupaten Semarang dan terletak diantara kota Salatiga dan juga kota Semarang. Tempat ini terkenal sebagai daerah industri dan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Meskipun begitu, tidak akan sulit untuk menemukan tempat wisata yang menarik di sana. Maka dari itu, di kesempatan ini penulis akan mencoba memberikan referensi salah satu tempat wisata yang patut dikunjungi ketika kita berkunjung di kabupaten Ungaran, yaitu Bukit Cinta.
Bukit Cinta merupakan salah satu obyek wisata kitalan yang ada di kabupaten Ungaran. Dinamakan Bukit Cinta karena tempat ini sering dijadikan tempat nge-date oleh muda-mudi yang sedang dimabuk cinta. Terletak di desa Kebundowo, Ungaran, Jawa Tengah, obyek wisata ini merupakan tujuan wisata yang sering dikunjungi wisatawan lokal saat berkunjung ke Ungaran, maupun yang sedang menempuh perjalanan dari dan menuju Semarang melewati jalur alternatif Ungaran – Ambarawa.
Pemkitangan Rawa Pening yang indah menjadi daya tarik utama obyek wisata ini. Pemkitangan telaga dengan latar belakang perbukitan memberikan rasa tenang bagi wisatawan yang berkunjung, dan mampu menjadi obat penghilang rasa lelah bagi mereka yang tengah dalam perjalanan. Selain itu, terdapat pula fasilitas-fasilitas yang dapat menambah nikmatnya berkunjung ke obyek wisata Bukit Cinta, antara lain rumah makan, WC umum, tempat ibadah, dan terdapat pula beberapa penginapan di sekitar obyek wisata ini. Terdapat pula perahu-perahu yang dapat disewa oleh pengunjung yang ingin menikmati romantisme di Rawa Pening ini. Bagi mereka yang gemar olah raga air, terdapat pula wahana-wahana  seperti ski air yang tentunya layak untuk dicoba.
Bagi kita yang tertarik untuk mengunjungi obyek wisata yang ramai pada tiap akhir pekan dan musim liburan ini  dapat menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat kota Ungaran, atau sekitar 30 menit dari kota Ambarawa.

B.     Isi dan Pembahasan
1.      Bukit Cinta
Bukit Cinta merupakan salah satu kawasan di tepi danau Rawa Pening yang menyajikan pemkitangan alam yang cukup indah. Obyek wisata ini pernah menjadi tujuan wisata unggulan pada dua dekade yang lalu. Kejayaan obyek wisata Bukit Cinta telah lewat dan saat ini jumlah pengunjung menurun dari tahun ke tahun. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah kurang terawatnya kawasan wisata Bukit Cinta.
Bukit Cinta terletak di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Bukit Cinta merupakan sebuah bukit kecil yang terletak di pinggir Danau Rawa Pening. Sesuai dengan namanya, zaman dahulu merupakan tempat memadu kasih pengantin baru.
Lokasi Bukit Cinta berada di sisi sebelah barat daya kawasan danau Rawa Pening. Rute mudahnya dengan melewati jalan beraspal kecil dari Jalan Lingkar Ambarawa atau jalan tembus dari Jalan Raya Salatiga-Ambarawa. Akses jalan menuju ke obyek wisata Bukit Cinta masih berupa jalan pedesaan yang sempit dan terdapat beberapa lubang di beberapa titik.
Pintu masuk kawasan wisata Bukit Cinta ditkitai dengan sebuah gapura sederhana dan terdapat patung ganesha di depan kedua tiang penyangga. Dari gapura masuk tersebut, pengunjung ditarik retribusi masuk dan dipersilakan memarkir kendaraan di area yang telah disediakan. Pengunjung diharapkan mengamankan barangnya sendiri di kendaraan karena barang yang hilang bukan tanggung jawab pengelola obyek wisata.
Sejarah Bukit Cinta berasal dari sebuah tempat tinggi yang dimanfaatkan oleh Pemerintahan Kolonial Belkita sebagai Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog yang menyebar di Rawa Pening. Tujuan pembangunannya untuk mengendalikan pertumbuhan enceng gundog karena adanya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik kolonial Belkita yang dikembangkan di Rawa Pening. Pada tahun 1975, Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog ini diubah oleh pemerintah daerah kabupaten Ungaran (Semarang) menjadi Gardu Pemkitangan Alam Rawa Pening. Pada tahun 1983, tempat tersebut mulai dikenal masyarakat luas dan berganti nama menjadi Bukit Cinta.

2.      Harga Tiket Masuk Bukit Cinta
No.
Wisatawan
Harga Tiket (Rp.)
1.
Domestik
6.000,-
2.
Domestik (Hari Libur)
7.500,-
3.
Mancanegara
-

Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik yaitu sebesar Rp. 6.000,- untuk hari biasa dan Rp. 7.500 untuk hari libur dan untuk wisatawan mancanegara belum diketahui.
3.      Area Taman dan Patung Naga

Di sekeliling area parkir Bukit Cinta berderet bangunan permanen berbentuk kios yang menjual beraneka macam kerajinan khas ambarawa, makanan, dan minuman. Kerajinan khas Ambarawa yang terkenal ada kerajinan dari enceng gondog mulai dari bermacam-macam bentuk tas, vas bunga, tempat tisu, kursi, hiasan dinding, dan masih banyak lagi. Warung makan yang ada disekitar area parkir Bukit Cinta menyajikan hidangan masakan air tawar.
Saat berjalan menuju ke tepi Rawa Pening, pengunjung disambut dengan patung raksasa berbentuk naga raksasa. Sebagian besar pengunjung baru mengetahui saat membaca informasi bahwa patung tersebut sebenarnya patung ular raksasa yang menjadi legenda terbentuknya Rawa Pening yaitu ular Baruklinting (Baru Klinting). Patung ular raksasa tersebut terdapat rongga yang berisi sebuah ruangan. Ruangan tersebut isinya berupa koleksi hewan-hewan reptil dan ikan yang dimasukkan ke dalam aquarium. Sepertinya menarik namun sayang kondisinya terlihat kurang terawat dan kotor banyak sampah berserakan. Hal ini menjadikan alasan pengunjung malas memasuki atau berkunjung ke ruangan koleksi hewan reptil dan ikan hias ini.
Pesatnya pertumbuhan enceng gondok akibat pencemaran air yang terjadi di Rawa Pening. Air danau yang tercemar sabun dan limbah industri dapat memacu enceng gondok untuk tumbuh dengan cepat. Usaha pembersihan enceng gondog di Rawa Pening sepertinya gagal karena pertumbuhan lebih cepat daripada usaha pembersihannya.
4.      Pemandangan Rawa Pening dari Bukit Cinta

Saat menaiki sebuah bukit kecil, pengunjung Bukit Cinta disambut dengan banyaknya pohon besar yang tumbuh disekitarnya. Pada kondisi panas terik, berada di bawah pohon besar terasa teduh, sejuk, dan nyaman. Namun rasa nyaman tidak berlangsung lama karena dibagian akar pohon besar banyak ditemukan sampah yang berserakan dan tidak dibersihkan. Beberapa fasilitas pendukung seperti tempat duduk, permainan anak, dan gazebo mengalami kerusakan dan belum diperbaiki.
Pemkitangan Rawa Pening dari tepi Bukit Cinta tidak terlalu menarik. Tanaman enceng gondok hampir memenuhi kawasan Rawa Pening disekitar Bukit Cinta. Lebatnya tanaman enceng gondog di tepi danau membuat perahu dan rakit hanya dibiarkan berskitar di dermaga kecil. Sebuah perahu yang disewa oleh pengunjung Bukit Cinta tampak kesulitan menuju ke tengah Rawa Pening saat melewati lebatnya enceng gondok.
Rawa Pening ("pening" berasal dari "bening") adalah danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.
Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Pernah menjadi tempat mencari ikan, kini hampir seluruh permukaan rawa ini tertutup eceng gondok. Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi. Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. Cerita Baru Klinthing yang berubah menjadi anak kecil yang penuh luka dan berbau amis sehingga tidak diterima masyarakat dan akhirnya ditolong jkita tua ini sudah berlalu. Rawa ini digemari sebagai obyek wisata pemancingan dan sarana olahraga air. Namun akhir-akhir ini, perahu nelayan bergerak pun sulit.
5.      Dermaga Perahu Bukit Cinta

Bagi sebagian orang yang pernah berkunjung ke Bukit Cinta menganggap bahwa obyek wisata tersebut kehilangan daya tariknya dan mereka malas untuk berkunjung kembali. Wisata alam dan hiburan air yang dahulu sempat menjadi daya tarik utama wisata Rawa Pening di Bukit Cinta telah lenyap dan tidak menarik lagi. Saat ini sebagian besar pengunjung atau wisatawan lebih memilih Kampoeng Rawa Ambarawa yang aksesnya cukup dekat dari kota Ambarawa. Kampoeng Rawa Ambarawa merupakan kawasan wisata baru di tepi Rawa Pening yang tertata rapi, berfasilitas lengkap, dan terawat dengan baik.
Masalah sampah, enceng gondog, dan pengelolaan obyek wisata sepertinya menjadi masalah utama pada pengembangan wisata Bukit Cinta. Banyaknya pungutan liar (pungli) disekitar Bukit Cinta memperburuk citra obyek wisata. Bila dibiarkan lebih lanjut dikhawatirkan obyek wisata Bukit Cinta sepi pengunjung dan terancam ditutup. Cukup disayangkan apabila obyek wisata Bukit Cinta terbengkalai padahal banyak kisah sejarah Rawa Pening dari tempat ini. 

C.    Penutup
Bukit Cinta adalah sebuah kawasan wisata perbukitan yang terletak di Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Semarang. Bukit Cinta merupakan bukit kecil yang terletak di pinggir Danau Rawapening. Sarana transportasi menuju ke tempat ini sangatlah mudah dan murah, kurang lebih hanya sekitar 5 Km dari Kota Ambarawa menuju ke arah Salatiga melewati Banyubiru. Dari Salatiga sendiri, Bukit Cinta dapat ditempuh dengan jarak sekitar 10 Km. Obyek wisata ini mengkitalkan keteduhan pepohonan dan pemkitangan danau Rawapening. Untuk wisata air seperti memancing, ski air, ataupun berkeliling danau Rawapening dapat dinikmati dengan menyewa perahu motor. Adapula oleh-oleh khas dari obyek wisata ini adalah kerajinan dari enceng gondok.
Secara geografis, Rawa Pening sendiri terletak di antara empat kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Keempat kecamatan tersebut adalah Ambarawa, Bawen, Banyubiru, dan Tuntang. Dari semuanya, titik masuk pengamatan sekaligus sebagai pintu gerbang utama Rawa Pening berada di Banyubiru, Desa Bukit Cinta.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Bukit Cinta Banyubiru. Available online at: http://joglosemarang.blogspot.com/2014/11/bukit-cinta.html. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

Anonim, 2015. 4 Tempat Wisata di Ungaran yang Diidolakan. Available online at: http://www.infotempatwisata.com/2015/01/4-tempat-wisata-di-ungaran-yang-diidolakan.html. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

Anonim, 2015. Bukit Cinta, Keindahan dan Mitos. Available online at: http://potensijateng.com/newface/bukit-cinta-pesona-indah-dan-mitos-cinta/. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

Anonim, 2015. Bukit Cinta. Available online at: http://id.wikipedia.org/wiki/Bukit_Cinta. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

Anonim, 2015. Rawa Pening. Available online at: http://id.wikipedia.org/wiki/Rawa_Pening. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

Anonim, 2015. Ungaran. Available online at: http://id.wikipedia.org/wiki/Ungaran_%28kota%29. Diakses tanggal 29 Maret 2015.

2 comments:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete